Kamis, 14 Desember 2017

Diskusi RF Planning

Berapa besar tilt antena yang anda berikan akan mempengaruhi coverage dari suatu site di jaringan, kali ini kita akan bahas bagaimana sih cara menentukan besaran tilt antena atau merencanakan planning tilting yang baik untuk mendapatkan coverage yang overlapnya pas dalam proses optim physical layer.
Sebelumnya jika teman-teman yang membaca postingan ini mempunyai cara lain silahkan komen di kolom komentar ya..

Ini cara saya menentukan berapa perubahan tilt antena yang dilakukan untuk optimasi berdasarkan hasil drive test ataupun KPI statistik. Dibagi menjadi 2 cara yaitu cara simpel/mudah dan kedua adalah cara detail.
Baik dari kedua cara itu harus diperhatikan faktor penting yaitu data tinggi antena dan actual tilt saat itu. Seperti yang kita ketahui ada 2 jenis tilt : mechanical tilt (MT) dan electrical tilt (ET)
Ubah MT berarti anda mengubah tidak hanya main lobe namun juga side lobe dan back lobe, jadi hati-hati mempertimbangkannya, selain itu mengubah MT juga membutuhkan effort yang tidak sedikit plus waktu yang lama karena izin masuk site, rigger, dll.
Sedangkan ET, yang sering dipilih oleh kebanyakan engineer optim karena sebagian besar antena sudah dipasang remote electrical tilt (RET) sehingga bisa dilakukan cepat dari manapun dan kapanpun dengan melakukan CR (change request) ataupun remote access langsung ke BTS/Enode B-nya.
Jadi yang akan kita bahas kali ini adalah untuk ET saja ya, namun konsepnya sama dengan MT. Perbedaannya MT merubah side lobe & back lobe sedangkan ET tidak.
MT perubahan coveragenya drastis sedangkan ET perlahan.
Cara mudah : stepnya
1. Lihat data tinggi antena
2. Lihat PCI plot di 4G atau SC di 3G atau BCCH di 2G
3. Lihat RSRP di 4G atau Rxlev di 2G atau RSCP di 3G
4. Tampilkan data plot drivetestnya di google earth dan fokus ke badspotnya.
5. Tentukan di area badspot tersebut site cell mana yang seharusnya serving, ini bisa anda lihat dari posisi antena site , pci plot, coverage best server prediction, saya lebih memilih melihat melalui best server prediction karena cukup mewakili.
6. Jika sudah tau, maka dari google earth kita lihat kontur antara titik site dengan titik badspot. Jika RSRP tinggi, konturnya datar maka dapat anda downtilt +2 dari actual (contoh before ET=4, after ET=6). Semakin tinggi antena maka semakin besar pula downtiltnya.
Jika RSRP rendah, konturnya menanjak maka dapat anda uptilt +2 atau nilai lainnya bergantung pada tinggi antena dan jarak site dengan badspot.
Jika RSRP rendah/tinggi dan konturnya menurun maka sebaiknya anda downtilt untuk penetrasi yang lebih baik pada site tersebut.
Jika RSRP lemah, tinggi antenanya rendah(misal di bawah 20m) , dan spot berjarak lebih dari 200 meter,maka sebaiknya anda uptilt.

Cara detail : step awalnya adalah seperti pada cara mudah namun untuk besaran nilainya berapa, kita verifikasi melalui prediction di planning tool ataupun simulasikan di postingan sebelumnya berikut ini —> http://telecommunicationforall.blogspot.co.id/2016/07/online-coverage-simulation.html
Surrounding sites juga harus diperhatikan jadi tidak hanya site yang ingin dibuat dominan saja. Lalu bagaimana jika kita ingin perubahan di banyak site? jawabnya adalah dengan fitur Automatic Cell Planner yang terdapat pada planning tools seperti Atoll, MCP, Unet, Netact. Nah kalau sudah main planning tools banyak banget yang kudu diperhatikan agar simulasinya akurat sesuai di lapangan. Data tersebut adalah : resolution maps yang digunakan,clutter map, clutter loss, database site (tinggi antena, tipe antena, tilting antena,koordinat,power), model tuning untuk pathloss prediction termasuk feeder lossnya juga jika belum feeder less.
Selain itu, nilai TA (timing advance) di statistik bisa kita kombinasikan dengan data drive test untuk penentuan apakah site ini overshoot atau overtilt. Jika overshoot maka sudah jelas kita lakukan downtilting pada site yang mengovershoot tersebut. Setelah dapat nilai tiltingnya berapa pada site-site itu, maka input kembali ke planning tools dan simulasikan apakah ada improvement setelah dilakukan perubahan tilt.

Sebenarnya masih banyak cara untuk meng-improve-kan badspot seperti permainan power, dan parameter lainnya, namun cara tilting ini adalah yg paling pertama diperhatikan terlebih dahulu. Jika pyhsical layer optimization sudah baik, maka dapat anda lihat hasil drive testnya pun juga baik (dalam keadaan network normal ya ini, maksudnya jika site tidak ada yang mati, jika tidak ada kasus fiber cut, dan transmisi). Barulah setelah semua pyhsical layer optimization ini sudah maksimal, maka kita lanjutkan analisis ke parameter radionya.

Jadi masih bingung mau uptilt atau downtilt?
Pilih cara mudah atau detail? hehe
semoga membantu ya
telecommunicationforall.blogspot.co.uk
Blog telekomunikasi sederhana dunia telekomunikasi seperti 2G 3G 4G dan parameter lainnya Buku Telekomunikasi RF NPO Planning Optimization
Channel photo updated
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
saat RSRP sudah mencapai di bawah -95 dB SINR di FDD lebih sensitif menjadi lebih jelek dibandingkan SINR di TDD , kenapa ya?
sedangkan di TDD, SINR karena RSRP rendah lebih sering terjadi ketika sudah mencapai di bawah -105 dB misalnya
SINR menjadi buruk akibat 2 kondisi yaitu :
1. RSRP sekitar site sama-sama kuat sehingga tidak ada yang dominan di titik itu.
2. RSRP sekitar site sama-sama lemah sehingga juga tidak ada yg dominan menserving area tsb
Jika kondisi pertama, maka langkahnya adalah membuat 1 site lebih dominan ketimbang yg lainnya, caranya adalah bisa dengan perubahan tilting/power
Jika kondisi kedua maka langkahnya bisa dengan ajukan new site jika memang di area tsb tidak ada site yang mengcover. atau cara lainnya adalah menaikan power salah satu site ke area tsb.
Parameter Tilt : Mechanical tilt, Electrical tilt (Angle)
Parameter Power : Pmax, dlrsboost, dlcellpwrred
ada 2 mandatory value yang diperhatikan dalam Physical Layer Optimization :
di 2G : Rxlev dan RxQual
di 3G : CPICH RSCP dan CPICH Ec/No
di 4G : RSRP dan SINR
Oh iya PCI collusion dan PCI confusion juga dapat menyebabkan SINR yang rendah lho
PCI collusion = jika nilai PCI suatu site sama dengan site tetangganya
PCI confusion = jika suatu Site A mempunyai tetangga site B dan C, nah site B dan site C itu memakai PCI yang sama, jadi ketika UE diserving oleh site A maka UE akan kebingungan untuk mendecode site tetangga A.
seharusnya PCI confusion maupun collision tidak boleh terjadi karena nilai PCI yang bisa kita gunakan cukup banyak, yaitu 504 buah PCI
PCI dibagi menjadi 168 grup dengan rumus PSS+(SSS*3)
PSS = 0,1,2 sedangkan SSS nilainya 0-167. keduanya ditransmisikan setiap 5ms
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
Silahkan ngalor ngidul apa saja tentang RF dan NPO di sini, pastinya berguna untuk teman-teman kita yang mau belajar di sini. Yuk jangan pelit ilmu :blush:
Ilmu Planning Optim Telekomunikasivia @vote
Menurut teman-teman teknologi apakah yang asik dibahas di sini, bantu poll yah :wink:

4G Planning and Optimization – 50
:+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1: 42%

Bebas ajah semua juga boleh – 39
:+1::+1::+1::+1::+1: 33%

2G Planning and Optimization – 12
:+1::+1: 10%

5G Planning and Optimization – 12
:+1::+1: 10%

3G Planning and Optimization – 7
:+1: 6%

:busts_in_silhouette: 120 people voted so far.
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
baru 7 orang vote,yg lainnya silahkan klik saja vote di atas. Semua admin bisa memposting apa saja,dan menambahkan teman-teman baru untuk bergabung di sini. Terima kasih
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
maaf karena kesibukan admin,jadi agak sepi yah? gpp. namanya juga mencuri waktu berbagi ilmu daripada tidak sama sekali, sambil menunggu polling di atas
kenapa sih SINR di FDD jauh lebih buruk dibandingkan di TDD ketika RSRP sudah mencapai -99 dB? ada yg tahu?
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
mengapa juga merubah ET di TDD perubahan SINRnya terlihat lebih berefek dibandingkan FDD?
apakah karena freq FDD jauh lebih kuat loadnya dibanding TDD
seperti yg kita ketahui kalkulasi SINR mempertimbangkan load site-site surrounding sedangkan RSRQ berbeda
pernah ada percobaan 2 site dalam suatu network misalkan site A dan site B, site A dihidupkan dgn nilai SINR berkisar di atas 12dB, lalu ketika site B dihidupkan, maka SINR site A menjadi berkisar 9-10 dB, padahal kedua site ini tidak berinterference dan lokasinya agak jauh
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[Photo]
melihat kondisi SINR dari hasil DT berikut ini, what is the first thing to do?
cek availability sekitar site? boleh
cek settingan tilt 208 dan 161? boleh
cek area via google earth? boleh
Apakah ada kemungkinan jeleknya RSRP itu krn blocking gedung? Sebab jaraknya dkt dgn site dan perubahan RSRPnya significan. Biasanya issue seperti ini terjadi di daerah gedung tinggi
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
cek availability sekitar site? boleh cek settingan tilt 208 dan
Availabity site terdekat (302, 208) sptnya bagus. Krn freq nya muncul terdetect. Tp RSRP nya rendah.
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
Apakah ada kemungkinan jeleknya RSRP itu krn blocking gedung? Se
daerah perumahan, tinggi antena 24m untuk PCI208, mari kita lihat viewnya
[Photo]
ini adalah lokasi persis badspotnya
[Photo]
dan lokasi site 208 berada di balik rumah itu,sy belum menemukan titik terdekat agar terlihat sitenya, selalu saja terblock oleh rumah bertingkat
[Photo]
nah ini dia sitenya dari lokasi lain
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[Photo]
ini adalah plot-an RSRP yg berarti memang di area itu poor coverage. Low RSRP Low SINR
nanti akan saya share DT afternya jika sudah dilakukan optimasi ya
oh iya btw ini sistem FDD, seperti yg pernah dibilang sebelumnya jika RSRP sudah menyentuh -99dB saja apalagi kurang pasti SINRnya jatuh, berbeda jika ini di sistem TDD, RSRP -99db tetapi SINRnya masih baik
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
sesuai janji sebelumnya, saya akan share hasil komparasi DT before afternya
[Photo]
compare
catatan: karena keterbatasan akses jaringan maka yg dilakukan hanyalah perubahan ETnya saja
dari overall ada peningkatan statistik sbb
[Photo]
DT stat SINR level
[Photo]
coverage plot SINR prediction,
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
biasanya sinr yg buruk itu terjadi karena beberapa hal : lokasi blocking oleh bangunan tinggi,
lokasi di jalan yg sempit dan kiri/kanan jalan ada blocking juga,
PCI plan yang kurang baik,
Tidak ada serving cell yg dominan (seharusnya ada 1 yg dominan dan selisih 9db dengan lainnya)
-poor coverage
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
pci mod 3, mod 6, mod 30 itu apa sih? apakah kegunaannya, ada yg mau jelaskan satu persatu?
contoh analisis mod 30 untuk relasi handover
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
pci mod 3 untuk analisis interference SINR, mod 3 artinya berapa sisanya setelah dibagi 3, dan nilainya adalah 0,1,dan 2 dalam 1 site terdiri dari 3 cell. Contoh mod 3 dari PCI = 15 adalah 0 (karena 15 dibagi 3 = 5), mod 3 dari PCI = 16 adalah 1 (karena 16 dibagi 3 = 5 dan sisa plus 1), mod 3 dari PCI = 17 adalah 2 (karena 16 dibagi 3 = 5 dan sisa plus 2), dst
Dalam plan 1 site tidak boleh memakai nilai PCI yang sama dan mod 3 yang sama pula
misal cell A PCI =15, cell B PCI =16, cell C PCI = 18. Cell A dan Cell C memiliki mod 3 yang sama dan ini salah meski nilai PCinya berbeda. paham sampai di sini?
karena lucu sekali di luar sana masih banyak yg belum mengerti beda antara nilai PCI yang sama denga nilai mod 3 yang sama
Di sistem TDD, optim mod3 PCI ini sangat lebih terasa efeknya ketimbang di FDD. mengapa ya..
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
bagi yg ingin join silahkan diinvite kawan-kawan yg lain menggunakan link https://t.me/NPOtelekom #sebarilmu #sharingilmu #pintarbareng
Telegram
membahas segala ilmu radio planning dan optim jaringan telekomunikasi
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
lanjut tentang mod3, kemarin kita sudah bahas misalnya ada PCI 15 dengan PCI 18 yang letaknya berdekatan
keduanya memiliki mod3 = 0 maka akan ada interference, tapi tunggu dulu
lebih efek mana PCI 15 yg terinterference oleh PCI 18 dibandingkan PCI 15 yg terinterference oleh PCI 21?
ada yang bisa jawab...acung tangan hehe bercanda ini kan komunikasi satu arah jadi hanya yang ditunjuk sebagai admin yang bisa menjawab :grinning:
mungkin adminnya sedang sibuk jadi baru 1-2 orang yang isi, gpp kita tunggu saja semoga semakin banyak ilmu yang didapat dari para suhu-suhu di sini semakin bermanfaat juga untuk kita
untuk mengetahui mana yang lebih kena dampak interference, kita bisa mensimulasikan letak reference signal dari nilai PCI di resource block
seperti kalo saya lebih sering ke sini http://niviuk.free.fr/lte_resource_grid.html
input PCI di sana dan perhatikan letak RS (cell-specific Reference Signal) for selected Tx antenna port ditandai dengan kotak merah
coba masukkan PCI = 15 lalu lihat letak kotak merah ada di mana.di situ kita lihat ada di block ke 4 dari bawah bukan
kemudian ulang dengan PCI = 18 dan PCI 21, lihat mana yang letaknya sama dengan PCI 15, itulah yang paling berefek ke interference/quality. Jika SINRnya buruk maka anda dapat lakukan tilting cell PCI yang menginterference itu, atau ganti PCInya.
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[👍 Sticker]
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[👍 Sticker]
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
jadi itulah bedanya planning PCI di 4G dengan (SC) Scrambling Code di 3G, dan BCCH di 2G, paling mudah di SC ya karena tersedia 512 SC dan asal dibuat beda saja antar cell dan sitenya. di SC tidak ada mod mod. Kalau di 2G lebih ke plan BCCH dan TCH yg mempengaruhi quality radio.
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
sebelum lanjut lagi materinya, ayo diundang lagi kawannya di sini menggunakan link https://t.me/NPOtelekom #sebarilmu #sharingilmu #pintarbareng
Telegram
membahas segala ilmu radio planning dan optim jaringan telekomunikasi
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
PCI confussion dan PCI collision:
PCI Collision terjadi jika celll A dan cell B menggunakan frekuensi yg sama memakai nilai PCI yang sama pula, sehingga UE tidak dapat mensinkronisasi signal atau mendecoding. Sedangkan PCI Confussion terjadi jika misalnya cell A mempunyai neighbour cell B dan cell C, dan PCI cell B sama dengan PCI cell C. Atau bahasa telkonya detected cell menggunakan PCI yang sama dengan neighbour cell. Cell A = serving cell, cell B = detected cell, cell C = neighbour cell (neighbournya si cell A)
PCI confussion dapat menyebabkan HO (handover) failures atau service drop ketika kedua cell sudah mencapai threshold RSRP misalnya
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
biar gak lupa tulis dulu.
PCI = 0,1,2,3.... sampai 503
rumus PCI = (3xSSS) + PSS
dimana PSS = 0,1,2
SSS = 0,1,2,3,...sampai 167
tiap vendor berbeda dalam menampilkan informasi PCI ini, di Nokia bisa ditemukan di dump dengan nama Phycellid. Di Ericsson butuh effort karena hanya ada informasi SSS dan PSS jadi anda harus menghitungnya dulu dgn rumus di atas baru ketemu nilai PCInya. di Huawei...saya belum lihat mungkin ada admin lain yg ingin menyebutkan boleh
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[Photo]
sekilas info yah teman", semoga baik-baik saja
lanjut.... rules PCI planning
pertama tentu tidak boleh menggunakan nilai PCI yang sama misalnya dalam jarak radius 7 km jika ada reuse PCI, Ini tentu dalam frekuensi yang sama yah, seperti scrambling code saja,kalau frekuensinya sama maka SC dan PCI harus berbeda/unik
dan karena ini tidak sesulit plan BCCH di 2G, harusnya bisa lebih mudah membuat PCI unik di suatu jaringan misal dalam radius 7 km dan clutter dense urban,urban,sub urban,apalagi rural
namun nyatanya, aktual di lapangan masih saja ada network yg menggunakan nilai PCI yang sama dalam radius 2Km,, wow kok bisa gitu sih aneh
iya itu memang aneh,dan kita sebagai planning atau optimization engineer harus segera dapat mengidentifikasinya dan lakukan action segera sebelum anda kena komplain
bayangkan...504 buah PCI apa masih kurang untuk membuatnya unik dalam radius 2 km? jelas ini adalah suatu kesalahan.
next yang kedua adalah rule mod 3 dan mod 6.... bersambung
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
apa beda mod3 dan mod6 ? seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mod3 pembaginya adalah 3 lalu hitung sisanya, nah di mod 6 pembaginya adalah 6 lalu hitung sisanya. Sisanya itu adalah nilai dari RS freq shift. Ingat rumus PCI = (3xSSS) + PSS... berikut table yg bisa kita buat dari pss dan sss
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[Photo]
dan seterusnya SSS sampai 167
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
silahkan cek di networknya masing", kalau 1 site terdiri dari 3 cell dan anda menemukan kelompok nilai PCI seperti di table atas,,,artinya strateginya memakai SSS grup yg sama dan PSS yg berbeda. Contoh site A 3 sektor,nilai PCI = 15/16/17 (sss = 5)
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
mengapa juga merubah ET di TDD perubahan SINRnya terlihat lebih
pahami dulu pelan-pelan ya rule mod3 dan mod6 (ini juga belum selesai), nanti larinya ke jawaban dari pertanyaan di atas
Ilmu Planning Optim Telekomunikasi
[Photo]
diketahui sebagai issue mod3: RS di antena port0 dengan RS di antena port1 (lokasinya akan sama antara PCI X dengan PCI X+3. Ini asumsi menggunakan 2 port antena.
jika sistemnya hanya menggunakan single port seperti kebanyakan IBS system maka PCI mod3 tidak akan terlalu berpengaruh karena tidak ada RS lain di port kedua. Sehingga aturannya berubah ke PCI mod6 yang lebih sedikit potensi collisionnya.
Nah karena sistem FDD LTE ini tidak menggunakan time synchronized dengan site lain, maka symbols RS tadi tidak saling overlap terhadap waktu.
Berbeda dengan sistem TDD yang selalu menggunakan time synchronization.

Rabu, 13 Desember 2017

BTS3900 Operation and Maintenance

BTS3900 Base Station is the fourth generation base station developed by Huawei. It features a multi-mode modular design and supports three working modes: GSM(GO) mode, UMTS(UO) mode ,LTE(LO) mode ,GSM+UMTS(GU) dual mode, GSM+LTE(GL) dual mode, UMTS+LTE(UL) dual mode through configuration of different software

Sabtu, 09 Desember 2017

Huawei Dual-Mode BTS3900 Data Configuration

Upon completion of this course, you will be able to:
Know the principle of data configuration
Master Dual-Mode BTS3900 initial data configuration though Web LMT
Understand the meaning of some important parameters


Huawei BTS3900 GSM UMTS Hardware Description

BTS3900, indoor macro base station, is the fourth generation base station developed by Huawei.
It features a multi-mode modular design and supports three working modes: GSM mode (GO), GSM+UMTS dual mode (GU), and UMTS mode (UO) through configuration of different hardware and software.
In addition, the BTS3900 supports smooth evolution to the Long Term Evolution (LTE) system

Jumat, 01 Desember 2017

Garuda SmartCity Framework, Proposed Framework for Indonesia SmartCity

GSCF is Garuda Smart City Framework
GSCF is a comprehensive framework that define the definition of Smart City, proposed the model for Smart City representation, and also supported by several support components.
GSCF 1.0 (well known as GSCM, GSC Model) announced in 2015 that only consist of model and separated measurement model.
GSCF 2.0 announced in June 2017 and adopted by Indonesia Smart Initiative as Smart City Framework for Indonesia
The last version of GSCF is GSCF 2.1, announced in Nov 1st, 2017 with the minor revision from GSCF 2.0

Rabu, 29 November 2017

TEMS Investigation 15 Training,Tems Video Tutorial,Step by step Tems Tutorial

TEMS Investigation 15 Training,Tems Video Tutorial,Step by step Tems Tutorial

Jumat, 13 Oktober 2017

Advance features of Post Processing by Actix Tutorial

Advance features of Post Processing by Actix Tutorial


Senin, 18 September 2017

Huawei 2G 3G Drive Test Analysis layer 3 messages

Huawei 2G 3G Drive Test Analysis layer 3 messages


Sabtu, 02 September 2017

Simulators for IOT

Simulators for IOT


1- Contiki OS + Cooja simulator

As we know, IoT will have various devices and can be divided into different networks. Thus, your security threat model needs to focus a certain level, but not all the levels including hardware, OS, network protocol, and application...The existing answers have clarify the good network simulators you can adopt (Cooja is a cross-level simulator but the others also can run with specific emulators like Qemu and etc).

http://www.contiki-os.org/start.html#start-cooja

:::::::::::

2-SimpleIoTSimulator

SimpleIoTSimulator The InternetOfThings Simulator SimpleIoTSimulator™ is an easy to

use, IoT Sensor/device simulator that quickly creates test environments made up of thousands of sensors and gateways, all on just one computer.

System Requirements

64-bit RedHat Enterprise Linux (6.x or higher)

for more details:

http://www.smplsft.com/SimpleIoTSimulator.html

::::::::

3- NetSim v9

NetSim v9 (Latest Released Version, Feb 2016)

see this :
Research on Internet of Things(IOT) using NetSim
https://www.youtube.com/watch?v=ManEw7jXkaw


:::::::::

4- Internet of Things Simulator GUI Demo

to understand how its work :
https://www.youtube.com/watch?v=QuvEiooip4U


::::::::::::::

5- AutoSIM IoT - Internet of Things Simulator

AutoSIM is the worlds first IoT simulator that can simulate 100+ million devices on a cluster of servers and supports 10 protocols below...

SmartM2M
LWM2M
CoAP
MQTT
Automatski (Streamer & Chatterbox)
Rest
Websockets
UDP
XMPP
AMQP
other custom protocols

see this :
https://www.youtube.com/watch?v=VlNIcmP8tvA

Is gns3 simulator support internet of things?. Available from: https://www.researchgate.net/post/Is_gns3_simulator_support_internet_of_things [accessed Sep 3, 2017].

Nokia LTE-A EPS Overview

LTE/EPC Overview,
LTE Air Interface
Air Interface Overheads
RRM overview
LTE Link Budget
Radio Planning – Coverage Planning Cell Range
Radio Planning – Capacity
LTE Performance Simulations
Nokia LTE Solution
Initial Parameters Planning


MapInfo Pro Version 16.0 User Guide

MapInfo Pro is a comprehensive computer mapping tool that enables You to perform complex geographic analysis such as redistricting, accessing your remote data, dragging and dropping map objects into your applications, creating thematic maps that emphasize patterns in your data, and much more. This guide contains all of the information you need to learn about and be productive using MapInfo Pro.
http://reference1.mapinfo.com/software/mapinfo_pro/english/16.0/MapInfoProUserGuide.pdf

Kamis, 17 Agustus 2017

Buku Pintar Berdebat dengan Wahabi

DAFTAR ISI
1. NGALAP BAROKAH 4
2. ALLAH MAHA SUCI 12
3. BID’AH HASANAH 23
4. OTORITAS ULAMA 34
5. BUKAN AHLUSSUNNAH 42
6. MENURUT AL-SYATHIBI 52
7. ISTIGHATSAH DAN TAWASSUL 63
8. CERDAS BERMADZAB 75
9. TRADISI YASINAN 83
10. PERMASALAHAN TRADISI 90

Sumber :
https://www.4shared.com/office/oLJ3aOVUca/Buku_Pintar_Berdebat_dengan_Wa.html

Selasa, 08 Agustus 2017

PT PATRAKOM dengan posisi sebagai Teknisi Stand By

PT PATRAKOM dengan posisi sebagai Teknisi Stand By dengan kualifikasi sbb :

1. Pria
2. Max usia 30 Thn
3. Pendidikan min D3 ( Teknik Telekomunikasi, Teknik elektro arus lemah)
4. Fresh Graduate (Welcome)
5. Bersedia ditempatkan di seluruh indonesia
6. Memahami Networking ( LAN, MAN, WAN, IP, VSAT, MPLS, routing, switching)

Apabila berminat & Sesuai dengan kualifikasi diatas silahkan mengirimkan surat lamaran lengkap ke alamat email TO : (siti.magida@patrakom.co.id atau sitimagida.nurroumi@gmail.com)
CC : (nanang.k@patrakom.co.id, dearinlistya@gmail.com)
Subject : RECRUITMENT TEKNISI STAND BY

Rabu, 02 Agustus 2017

5G Core Network – a Short Overview


Category: 5G, Mobile Networks


05.06.2017
5G CN
The 5G System (5GS) will have three main components as defined below:
  1. 5G Access Network (5G-AN)
  2. 5G Core Network (5GC)
  3. Use Equipment (UE)
This blog is dedicated to describing the main components of the 5G Core Network as defined by the ongoing efforts at 3GPP SA [1].
The 5G system is being designed to support data connectivity and services which would enable deployment, by the industry, using new techniques such as Network Function Virtualization and Software Defined Networking. The need for these new techniques rises due to the various different profiles of data services that need to be supported by the 5G network. So far mobile networks had been designed keeping the average smartphone user in the center but with 5G this is changing as with the boom of data connectivity various use cases having completely different data requirements have come up and the network operator needs to satisfy all these requirements as efficiently as possible.
Having such requirements in mind the 3GPP has kept the basic idea of having a flat architecture where the Control Plane (CP) functions are separated from the User Plane (UP) in order to make them scaling independent allowing operators to use this functional split for dimensioning, deploying and adapting the network to their needs easily. Another central idea in the design of 5G has been to minimize dependencies between the Access Network (AN) and the Core Network (CN) with a converged access-agnostic core network with a common AN – CN interface which integrates different 3GPP and non-3GPP access types.
Network Functions
In order to facilitate the enablement of different data services and requirements the elements of the 5GC, also called Network Functions, have been further simplified with most of them being software based so that they could be adapted according to need. The 5G System architecture consists of the following network functions (NF) majority of which constitute the 5GC:
–     Authentication Server Function (AUSF)
–     Core Access and Mobility Management Function (AMF)
–     Data network (DN), e.g. operator services, Internet access or 3rd party services
–     Structured Data Storage network function (SDSF)
–     Unstructured Data Storage network function (UDSF)
–     Network Exposure Function (NEF)
–     NF Repository Function (NRF)
–     Policy Control function (PCF)
–     Session Management Function (SMF)
–     Unified Data Management (UDM)
–     User plane Function (UPF)
–     Application Function (AF)
–     User Equipment (UE)
–     (Radio) Access Network ((R)AN)
The modularity of the network functions also opens up the possibility to enable another new and efficient feature i.e. Network Slicing.
The interaction between network functions in the current form is envisaged in the following two ways as per [1]:
  1. The first method is the service-based representation in which one network function (e.g. AMF) within the Control Plane allows other network functions, which have been authorised, to access its services. This representation also includes point-to-point reference points between the NFs where necessary (see figure 1).
5GS_SystemArc_ServiceBased
Figure 1: 5G System Service-based architecture [1]

  1. On the other hand is the reference point representation which focuses on the interactions between pairs of network functions defined by point-to-point reference point (e.g. N7) between any two network functions (e.g. SMF and PCF). This kind of representation is used when some interaction exists between any two network functions (see figure 2).
5GS_SystemArc_RefPoint
Figure 2: Non-Roaming 5G System Architecture in reference point representation [1]

Summary
With the development of 5G speeding up1, we can see a clearer picture of what the future generation wireless network would like to be able to achieve. The 5G core network aims to be flexible enough to adapt and satisfy the needs for Gbps seeking smartphone users as well as low latency seeking critical services along with low speed IoT devices. It is also being designed to be more open and modular than its predecessor allowing the different entities inside the core network to interact with each other without any preconditions and allowing to define procedures for this interaction. And this would be achieved with the help of new techniques like Network Function Virtualization, Network Slicing, and Software Defined Networking2 etc.

References
[1] 3GPP TS 23.501 V0.4.0 (2017-04)

Kamis, 15 Juni 2017

Watt (W) and miliWatt (mW)

Everyone who works with Telecom knows there is a relationship between Watts and dBm. But if the Power is expressed in Watts, why we must know - and use - this relationship in our day-to-day??


Let's try to understand today in a simple manner, and discover why the use of decibels help us much.

Watt (W) and miliWatt (mW)

First of all, to understand what it means for example 0 dBm, we at least have to know the basic unit of power, the Watt. By definition, 1 Watt means 1 Ampere (A) current in 1 Volt (V) voltage, or in mathematical terms P = VA. It is interesting to note that the amount of power radiated by an antenna is very small in terms of Watts, but it is enough to reach several miles.

And as the signs are very small, is more common to refer to them in terms of prefix, such as military or milliwatts (mW), which means 1 / 1000 (one thousandth) of Watts.

Mathematics


Besides the signals were rather small, it - as well as other quantities of physics such as electricity, heat or sound - propagate nonlinearly. It would be more or less like compound interest on a loan.
Or brought into our world of engineers, imagine a cable for transmitting 100 watts, with a loss of 10% per meter. If the spread was linear, the final 10 meters would have no more power!

Only it's not how it happens. In the first meters, have 10% less power, which is 90 watts. And this is the value that 'enter' on the cable until the next meter. Thus, the second meter, we would have 10% less of that power or 81 watts (= 90 - 9). Repeating this calculations, you see that in fact the power never reaches zero, as it would if calculations were linear. (At the end of the cable have actually 34.86 Watt)

To solve problems o deal with this - and make our lives easier - we need to know the logarithms. We saw this in school, but there are people who do not like to hear. The good thing is that we need not know much about them, just understand what they are.
Just understand that if we transformed the magnitudes in logarithms, the calculations become addition and subtraction rather than multiplication and division.
Of course, in order to do the calculations by adding and subtracting, we must make the necessary conversions. But with the help of a calculator or Excel, is not that complicated.

Decibels (dB)

By definition, we have:

Sure, we say that working with logarithms (or decibels) is much easier - and the common good. But by the formulas above, still can not understand. So the best way to understand why we use dB (decibels), is seeing how they help us through a practical example.
Consider a standard wireless link, where we have a transmitter (1) and a receiver (5), Antennas (3), Cables, Jumpers and Connectors (2) and Free Space (4).

Using real values, and without using the help of dB, let's do the math and see, from the transmitted power, how much power we have at receiver. So with dummy values, but close to reality, we have:
  • Transmitter Power = 40 Watts
  • Cables and connectors loss = - 0.5 (Half Power)
  • Antenna Gain = 20 + times in the Power
  • Free Space Loss = - 0 000 000 000 000 000 1 Power
Note: This amount of loss in free space is quite big. And it is obtained based on distance and other factors. For now, just accept that it is a practical value of loss of RF for a given distance of our link.
The link with the absolute values in Watt would then be as below.

We can work this way, of course. But you must agree that it is not very friendly.
Now, if we use the proper conversion of power, gain and loss for dB, we can simply add and subtract.
It was so much easier, isn't it?
Now we just need to know the formulas to do the conversions.

Converting with Formulas in Excel

Considering that the amount of wattage is in cell B3, the formula for convrting W in dBm is:
= 10 * ( LOG10 ( 1000 * B3 ) )
And the formula to reverse - convert dBm to Watt, considering that our power in dBm is in cell B6 is:
= 10 * ( LOG10 ( 1000 * B6 ) )
And as a result, we have calculated values.

Note that in case we are using the 1000 value in the formulas, for wearing the Watt, but we want the result in dBm.
To calculate (convert) db to ratio, or ratio to db, the formulas do not include the value of 1000.


Calculations without using a calculator

Of course, we will use calculators in the projects and programs such as Excel. But we also know how to do calculations (conversions) without using a calculator. If anyone tells you that the power is + 46 dBm, you need to know what that means in terms of Watts.
For this, there are certain tricks that can be used to arrive at least an approximate match.
For this, a good way is to memorize the equivalent to multiplying factors in dB, as in the table below (at least those that are in bold).

With the corresponding values of dB and multiplier factor, we convert eg +46 dBm to mW.
Answer: First, we expressed 46 values that we already know by heart.
So 46 = 10 + 10 + 10 + 10 + 3 + 3
That is, we multiply the reference value (1 mW) for four times the factor of 10 and twice the factor of 2.
What gives us
1mW x 10 x 10 x 10 x 10 = 1 000 0 mW
1 000 0 mW x 2 x 2 = 40000 mW = 40 W
Ie, + 46 dBm is equal to 40 watts.

Conclusion

Well, I think now you have given to see that when we do the calculations in dB everything is easier. Moreover, the vast majority of Telecom equipment has specifications of its units in dB (Power, Gain, Loss, etc.).
In short, just use basic math to understand the values and reach the final figures.
When we say that such a signal is attenuated by 3 dB, means that the final power is half the initial power. Likewise, if a given power is increased by 3 dB means twice the power.
A good practice, irrespective of how you will work with the calculations is to store at least some values such as 0 dBm = 1 mWatt (our initial question), 30 dBm = 1 Watt, and in our example, 46 dBm = 40 Watt.
So you can quickly learn, for example, the equivalent for the calculations.
For example, 43 dBm = 46 dBm - 3 dB. That is, half the power of 46 dbm. Then, 43 dBm = 20 Watts!
Just finally, in our example, the received power was - 84 dBm, remember?
In this case, doesn't need memorizing. Just so you know which is equivalent to a very low power, but enough for a good example for GSM call.

Source :telecomhall

My Headlines