Jumat, 16 Februari 2018

Presentasi dari penemu LoRa: Nicolas Sornin, pada The Things Conference

Presentasi dari penemu LoRa: Nicolas Sornin, pada The Things Conference awal February lalu di Belanda.  https://www.youtube.com/watch?v=jNnPTxWRNxs

Banyak hal menarik seputar LoRa dan LoRaWAN di masa datang. Saya coba rekap beberapa hal:

1. LoRa-loc
Geolocation berbasis LoRa untuk keperluan asset tracking, navigation, dll, yang sebenarnya menggabungkan beberapa teknologi radio (GNSS/GPS, WiFi, dan LoRa sendiri). Kebanyakan akan di-handle oleh software di sisi device dan cloud. Pada presentasi terpisah, Semtech merilis platform Collos, collaborative effort untuk menyediakan location API.

2. Multi-Region Devices
Berkaitan dengan geolocation, bagaimana mengetahui sebuah device berada di region yang berbeda (Europe, US, Asia), mengingat aturan frekuensi yang berbeda dari setiap region. Untuk mengetahui region dimana device berada, device harus memancarkan sinyal terlebih dahulu, tapi bisa jadi frekuensi yang dipakai untuk transmisi tidak diperbolehkan di region yang bersangkutan.

Solusinya adalah dengan menanam software stack yang jalan di device yang akan membuat chip LoRa untuk men-scan sinyal-sinyal sekitar (cell broadcast, TV, dll - chip LoRa bisa melakukan itu), dan menentukan frekuensinya. Lalu berdasarkan compact database di dalam software stack bisa diketahui region dimana device berada.

3. Security
Di dalam chip LoRa di masa datang akan sudah ter-embed unique ID dan sebuah root key, yang terdaftar di dalam Join Server (bisa di-operate oleh siapa saja dengan syarat-syarat tertentu). Dalam perjalanan manufacturing device, dan selama proses Join request ke network dan pertukaran data, tidak satu pihakpun bisa melihat key tersebut. Bahkan key tersebut tidak akan di-expose ke pengguna/pemilik device.

4. FOTA
Selain geolocation, Firmware Over The Air (FOTA) juga merupakan fitur yang ditunggu-tunggu dari teknologi LoRa/LoRaWAN. LoRa alliance menargetkan untuk mendukung multicast download dari firmware ke satu atau sekumpulan device pada saat yang bersamaan. Firmware bisa berupa full image, atau hanya berupa patch. Untuk itu, perlu teknologi pendukungnya diantaranya: firmware compression, file integrity checking, dan open source bootloader (yang memungkinkan decompression dan instalasi dari firmware atau patch).

5. Upstream Encoder
Teknologi LoRa bersifat asimetrik, yang dioptimasi untuk uplink, bukan downlink, sehingga setiap paket yang dikirim (uplink) tidak bisa selalu di-acknowledge (downlink) mengingat kapasitas downlink yang terbatas.

Upstream Encoder memungkinkan server untuk merekonstruksi "missing points" atau gap dari sekumpulan data yang dikirim. Bayangkan jika kita mengirim data sensor temperature atau koordinat lokasi setiap interval waktu tertentu, ada kemungkinkan terjadi data yang hilang di tengah-tengah. Dengan Upstream Encoder, software library di sisi device akan menambahkan redudancy dan error correction code yang memungkinkan server merekonstruksi missing points begitu paket diterima, sehingga dengan seiring waktu data points yang hilang akan mulai terlihat. Dan menariknya, semua itu tidak memerlukan acknowledge sama sekali (downlink). Dari sisi aplikasi, aplikasi kita cukup mem-publish data seperti biasanya, dan membiarkan Upstream Encoder yang mengurusi "filling the gaps" tadi.

Beberapa hal keren lainnya:
- Penghematan energi
- Kapasitas jaringan LoRaWAN
- dan Packet Broker

Silahkan tonton sendiri ya :)

It's getting exciting!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Headlines